Laman

Kamis, 22 November 2012

Klasifikasi Amoeba



Gambar Struktur Amoeba
Gambar Struktur Amoeba
Klasifikasi Amoeba berdasarkan tempat hidupnya Amoeba dibedakan menjadi :
a. Ektamoeba : hidup di luar tubuh organisme (hidup bebas)
contoh: Amoeba proteus
b. Entamoeba : hidup di dalam organisme / manusia
contoh:
  • Entamoeba histolityca (parasit usus halus manusia penyebab Disentri)
  • Entamoeba coli (hidup dalam colon/usus besar manusia).Tidak bersifat parasit, tetapi kadang dapat menyebabkan buang air besar terus-menerus.
  • Entamoeba ginggivalis hidup dalam rongga mulutmerusak gigi dan gusi, karena menguraikan sisa makanan
Struktur Amoeba
Sel dilindungi oleh membrane sel.Didalam selnya terdapat organel organel, diantaranya intisel, vakuola kontraktil, dan vakuola makanan
Fungsi dari Struktur Amoeba
1. Membrane sel/membran plasma/plasmalema = berfungsi untuk melindungi protoplasma
2. Sitoplasma dibedakan atas ekstoplasma dan endoplasma
Pengertian Ektoplasma = lapisan luar sitoplasma, letak berdekatan dengan membraneplasma, umumnya mrpk bagian dalam plasma dan bergranula.
Pengertian Endoplasma = terdapat 1 inti, 1 vakuola kontraktil, beberapa vakuolamakanan.
3. Inti sel (nukleus) = mengatur seluruh kegiatan yang berlangsung di dalam sel.
4. Rongga berdenyut (Vakuola Kontraktil) = organ eksresi sisa makanan-menjaga agar tekanan osmosis sel selalu lebih tinggi dari tekanan osmosis disekitarnya.
5. Rongga makanan (vakuola makanan) = alat pencernaan.

Protista


Gambar Protista
Gambar Protista


Pengertian Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang hidup soliter atau berkoloni. Macam Macam Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (alga) dan protista mirip jamur (jamur lendir/slame mold). Bentuk tubuh organisme golongan protista amatlah beragam.
Protista memiliki cara makan yang berbeda-beda, dan dapat digolongkan dalam tiga kategori
1. Protista autototrof, yaitu protista yang memiliki klorofil sehingga mampu berfotosintesis. Contohnya : Alga
2. Protista menelan makanan, dengan cara fagositosis melalui membran sel. Contohnya: Protozoa
3. Protista saprofit dan parasit, mencerna makanan di luar sel dan menyerap sari-sari makanannya. Contoh: jamur
Macam Macam Protista
1. Protista Mirip Hewan (Protozoa)
Protozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos artinya pertama dan Zoon artinya hewan. Protozoa sering disebut hewan bersel satu (uniseluler). Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri melalui organel-organel yang secara fungsi analog dengan sistem organ pada hewan-hewan bersel banyak (metazoa).
Ciri-ciri Protozoa
1) Ukuran tubuh mulai dari 10 mikron-6 mm
2) Bentuk protozoa bervariasi yaitu asimetris, bilateral simetris, radial simetris dan spiral
3) Bergerak dengan flagel, pseudopodia, silia atau dengan gerakan sel itu sendiri
4) Cara hidupnya bebas, komensalisme, mutualisme, parasit
5) Cara mendapatkan makanan dibedakan menjadi : holozoik, saprofit, saprozoik, holozoik
6) Habitatnya di tempat-tempat berair, seperti di selokan, sawah, parit, sungai, dll.
2. Protista Mirip Tumbuhan (Alga)
Dalam sistem 5 kingdom, alga bukan nama takson dan tidak masuk dalam kingdom plantae. Alga masuk dalam kingdom protista, karena mempunyai ciri-ciri tubuh tersusun dari satu atau banyak sel, yang tidak berdiferensiasi membentuk jaringan khusus.
3. Protista Mirip Jamur (Jamur Protista)
Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam fungi karena struktur tubuh dan cara reproduksinya berbeda. Jamur protista dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Filum Jamur Lendir (Myxomycota)
b. Filum Jamur Air (Oomycota)

Anatomi Tumbuhan



Morfologi tumbuhan
Morfologi tumbuhan
Anatomi Tumbuhan atau fitoanatomi merupakan analogi dari anatomi manusia atau hewan. Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan adalah melihat keseluruhan fisik sebagai bagian-bagian yang secara fungsional berbeda, anatomi tumbuhan menggunakan pendekatan metode yang berbeda dari anatomi hewan. Organ tumbuhan terekspos dari luar, sehingga umumnya tidak perlu dilakukan “pembedahan”.
Macam macan Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan hierarki dalam kehidupan:
  • Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan penyusunnya;
  • Histologi, mempelajari struktur dan fungsi berbagai jaringan berdasarkan bentuk dan peran sel penyusunnya; dan
  • Sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya, proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya. Sitologi dikenal juga sebagai biologi sel.
Morfologi tumbuhan juga sering kali dikaji bersama-sama dengan anatomi tumbuhan.
1 Organologi
  • Akar
  • Batang
  • Daun
2 Histologi
3 Sitologi
Organologi
Organologi mengkaji bagaimana struktur dan fungsi suatu organ. Berikut adalah jaringan-jaringan dasar yang menyusun tiga organ pokok tumbuhan.
Akar
Akar tersusun dari jaringan-jaringan berikut :
  • epidermis
  • parenkim
  • endodermis
  • kayu
  • pembuluh (pembuluh kayu dan pembuluh tapis) dan
  • kambium pada tumbuhan dikotil.
Permukaan akar seringkali terlindung oleh lapisan gabus tipis. Bagian ujung akar memiliki jaringan tambahan yaitu tudung akar. Ujung akar juga diselimuti oleh lapisan mirip lendir yang disebut misel (mycel) yang berperan penting dalam pertukaran hara dan memperkokoh tumbuhan serta interaksi dengan organisme (mikroba) lain.
Batang
Susunan batang tidak banyak berbeda dengan akar. Batang tersusun dari jaringan berikut:
  • epidermis
  • parenkim
  • endodermis
  • kayu
  • jaringan pembuluh, dan
  • kambium pada tumbuhan dikotil.
Struktur ini tidak banyak berubah, baik di batang utama, cabang, maupun ranting. Permukaan batang berkayu atau tumbuhan berupa pohon seringkali dilindungi oleh lapisan gabus (suber) dan/atau kutikula yang berminyak (hidrofobik). Jaringan kayu pada batang dikotil atau monokotil tertentu dapat mengalami proses lignifikasi yang sangat lanjut sehingga kayu menjadi sangat keras.
Daun
Daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun serta helai daun. Helai daun sendiri memiliki urat daun yang tidak lain adalah kelanjutan dari jaringan penyusun batang yang berfungsi menyalurkan hara atau produk fotosintesis. Helai daun sendiri tersusun dari jaringan-jaringan dasar berikut:
  • epidermis
  • jaringan tiang
  • jaringan bunga karang dan
  • jaringan pembuluh.
Permukaan epidermis seringkali terlapisi oleh kutikula atau rambut halus (pilus) untuk melindungi daun dari serangga pemangsa, spora jamur, ataupun tetesan air hujan.
Histologi
Histologi tumbuhan mengkaji jenis-jenis sel (berdasarkan bentuk dan fungsi) yang menyusun suatu jaringan.
Jaringan penyusun tumbuhan antara lain :
1. kodok (jaringan pelindung)
2. kolenkim (jaringan penyokong)
3. sklerenkim (jaringan penyokong)
4. parenkim (jaringan dasar)
5. xilem (jaringan pembuluh)
6. floem (jaringan pembuluh)
Sitologi
Sitologi mengkaji fungsi berbagai sel dan organel-organel khas pendukung fungsi tersebut.

Mikroba Patogen



Gambar Mikroba Patogen
Gambar Mikroba Patogen
Pengertian Mikroba Patogen adalah mikroba yang dapat menyebabkan penyakit dapat ditemukan diberbagai tempat, tersebar luas di tanah, air, udara, tanaman, hewan dan manusia. Mikroba tersebut dapat terbawa oleh pangan atau tangan dan peralatan masak yang dapat mencemari pangan sehingga menyebabkan penyakit. Pangan mentah terutama daging sapi, unggas, seafood dan cairan yang ditimbulkannya dapat mengandung mikroba patogen yang dapat mencemari pangan lainnya selama pengolahan dan penyimpanan.
Umumnya mikroba patogen yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah mikroba yang mempunyai pertumbuhan optimal pada suhu 20-40 derajat Celcius. Bakteri memperbanyak diri dengan membelah satu menjadi dua dan seterusnya, pada kondisi yang paling optimal satu bakteri dapat memperbanyak diri menjadi satu juta dalam waktu kurang dari 4 jam. Memasak pangan dengan tepat dapat membunuh mikroba patogen.
Pangan yang dimasak dengan suhu internal 70 derajat Celcius dapat memberi kepastian pangan aman untuk dikonsumsi. Mikroba dapat berkembang dengan cepat pada suhu ruang. Pertumbuhan mikroba akan melambat atau terhenti apabila dijaga pada suhu dibawah 5 derajat Celcius atau diatas 60 derajat Celcius. Beberapa mikroba patogen ada yang dapat tumbuh pada suhu dibawah 5 derajat Celcius.
Makanan matang sebaiknya tidak dibiarkan pada suhu ruang lebih dari 2 jam, dan simpan semua pangan yang cepat rusak didalam lemari pendingin (sebaiknya suhu dibawah 5 derajat Celcius) serta jangan terlalu lama menyimpan makanan di lemari pendingin. Pisahkan makanan matang dari pangan mentah, dan simpan makanan matang dalam wadah yang dapat menghindarkan kontak dengan makanan mentah. Pertahankan sedapat mungkin suhu makanan lebih dari 60 derajat Celcius sebelum disajikan.
Banyak penelitian-penelitian yang bergerak di bidang antimikroba menggunakan mikroba uji seperti E. coli mewakili bakteri Gram-negatif, S. aureus atau S. mutans mewakili bakteri Gram-positif (Ceylan et al. 2008; El-Mahmood et al. 2010), serta C. albicans mewakili kamir (Nanjwade et al. 2010), Fusarium sp. dan Ganoderma sp. mewakili jamur berfilamen atau kapang. Mikroba tersebut bersifat patogen terhadap berbagai macam inang.
Escherichia coli berbentuk batang pendek termasuk bakteri Gram-negatif yang membentuk rantai. Dalam keadaan pembiakan yang tidak cocok dapat terjadi bentuk filamen yang panjang, bersifat aerob atau anaerob fakultatif jarang terdapat kapsul, terjadi pengerakan pada sebagian strain E. coli. Bakteri E. coli merupakan kelompok Enterobacteriaceae yang hidup di dalam saluran pencernaan manusia sebagai penghuni usus (enteron) dan bersifat patogen (Ajizah et al. 2007).
Staphyloccos aureus merupakan bakteri patogen utama pada manusia yang menyebabkan berbagai penyakit secara luas yang berhubungan dengan toxic shock syndrome sebagai akibat dari keracunan pangan. Bakteri ini dapat membuat enterotoksin yang dapat menyebabkan keracunan makanan (Ajizah et al. 2007).
Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu. C. albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5. Pada manusia, C. albicans sering ditemukan di dalam mulut, feses, kulit dan di bawah kuku orang sehat. C. albicans juga dapat membentuk biofilm pada permukaan peralatan medis yang dapat menjadi penyebab infeksi lokal dan sistemik (Harriott & Noverr 2009).
Fusarium merupakan genus cendawan berfilamen yang banyak ditemukan pada tanaman dan tanah. Patogen ini dapat menyebabkan damping-off di persemaian dan tanaman dewasa, terutama saat tanaman memasuki fase generatif. Golongan Fusarium dicirikan dengan struktur tubuh berupa miselium bercabang, hialin dan bersekat (septa) dengan diameter 2-4 µm.
Beberapa spesies Fusarium merupakan patogen pada tanaman yang dapat menyebabkan penyakit hawar yang menyerang gandum di berbagai belahan Eropa, Amerika, dan Asia hingga menjadi epidemik dan mengakibatkan kerugian akibat kegagalan panen. Infeksi biji gandum oleh spesies Fusarium dapat menyebabkan kontaminasi oleh adanya mikotoksin yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan hewan (Desjardins et al. 1999).
Ganoderma dikenal sebagai genus jamur dari kelompok Basidiomycetes yang dapat menyebabkan busuk putih. Namun belakangan ini Ganoderma telah banyak digunakan untuk tujuan pengobatan terutama di China, Jepang, dan Korea. Ganoderma juga merupakan produsen penghasil mikokimia novel dalam jumlah yang besar (Paterson 2006).

Kambium



Gambar Kambium
Gambar Kambium
Pengertian Kambium adalah lapisan jaringan meristematik pada tumbuhan yang sel-selnya aktif membelah dan bertanggung jawab atas pertumbuhan sekunder tumbuhan. kambium pada tumbuhan ditemukan pada batang dan akar.
Berdasarkan jaringan tetap yang dibentuknya, dikenal dua kelompok kambium, yaitu kambium gabus (felogen, phellogen) dan kambium pembuluh (vascular cambium). Kambium hanya ditemukan pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae.
Kambium gabus adalah bagian dari korteks. Aktivitasnya menghasilkan jaringan gabus (felem, phellem atau cork) ke arah luar.
Jaringan gabus berfungsi untuk mengendalikan masuk dan keluarnya air, mencegah serangan hama, dan beberapa fungsi mekanik lainnya. Ke arah dalam, kambium gabus pada beberapa spesies tumbuhan menghasilkan lapisan kulit bergabus yang disebut feloderm (phelloderm).
Kambium pembuluh atau vaskular adalah bagian yang biasa disebut orang kambium saja. Kambium biasanya membatasi bagian pepagan (kulit kayu) dari kolom kayu pada batang pohon. Ke dalam, kambium akan membentuk pembuluh kayu (xilem) dan ke luar kambium membentuk pembuluh tapis (floem, phloem).
Fungsi Jaringan Pada Batang Tumbuhan
  • Fungsi kambium adalah memeperbesar batang, yang mengalami aktivitas pembelahan sel-sel kambium,
  • Fungsi xilem adalah menyalurkan air dan mineral dari tanah ke seluruh bagian tumbuhan, terutama daun,
  • Fungsi floem adalah mengangkut zat makanan dari daun ke seluruh bagian tumbuhan,
  • Fungsi Epidermis adalah melindungi bagian dalam batang , dan
  • Fungsi Jaringan Parenkim(bagian yang berwarna hijau) adalah tempat pertukaran zat dan penyimpanan makanan cadangan.

Jaringan Epitel



Gambar struktur Jaringan epitel
Gambar struktur Jaringan epitel
Pengertian Jaringan Epitel adalah salah satu empat jaringan dasar (lainnya: Jaringan Ikat, jaringan otot, jaringan saraf). Dahulu istilah epitel digunakan untuk menyebut selaput jernih yang berada di atas permukaan tonjolan anyaman penyambung di merah bibir (Epitel: Epi di atas; Thele bibir). Istilah ini kini digunakan untuk semua jaringan yang melapisi sesuatu struktur dan saluran.
Struktur Jaringan epitel
Jaringan epitel terdiri dari sel dengan batas yang jelas dan terletak rapat satu sama lain. oleh karena itu, jaringan epitel dapat dikatakan sebagai jaringan yang seluler.
Tidak ada pembuluh darah dalam jaringan kapiler. Zat makanan diberikan ke jaringan secara difusi dari pembuluh darah kapiler yang terletak di jaringan di bawahnya.
Fungsi Jaringan epitel
Epitel memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan
  • Sebagai pelindung
  • Sebagai alat sekresi
  • Sebagai alat penerima impuls
  • Sebagai alat penyaring atau filtrasi
  • Sebagai alat absorpsi
  • Sebagai alat respirasi
  • Dalam rangka fungsinya sebagai pelindung, biasanya epitel sendiri pun diberi pelindung yaitu lapisan tanduk (korneum), silia, dan lapisan lendir.
Jaringan Epitelium penutup
Peranan Jaringan epitelium penutup berperan melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya. Jaringan ini terdapat pada permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisan sebelah dalam dari saluran yang ada dalam tubuh, misalnya dalam saluran pencernaan dan pembuluh darah.
Jaringan Epitelium Kelenjar
Peranan Jaringan epitelium kelenjar yang disusun oleh sel-sel khusus yaitu mampu menghasilkan sekret atau getah cair. getah cair ini berbeda dengan darah atau cairan antarsel. Berdasarkan cara kelenjar mensekresikan cairannya, kelenjar dibedakan menjadi dua, yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.
Macam - Macam Jaringan Epitel
1. Epitel selapis
Epitel selapis pipih terdiri dari satu lapis saja dan sel berbentuk pipih. Dilihat dari permukaan, sel-sel ini terlihat seperti lantai ubin namu dengan batas yang tidak teratur. Epitelium ini umumnya berfungsi sebagai jalan pertukaran zat dari luar ke dalam tubuh dan sebaliknya. Contoh: epitel pada pembuluh darah kapiler dan dinding alveolus.
Epitel selapis kubus terdiri dari satu lapis sel dan sel berbentuk seperti kubus. Dari permukaan sel-sel itu terlihat seperti sarang lebah atau berbentuk poligonal. Contoh: epitel pada permukaan ovarium, kelenjar dan kelenjar tiroid.
Epitel selapis silindris terdiri dari satu lapis sel dan selnya berbentuk silindirs (torak). Terlihat seperti epitelium kubus, namun potongan tegak lurus terlihat lebih tinggi. Sel epitel silindris ini ada yang memiliki silia pada permukaannya, seperti yang terdapat pada oviduk. Contoh: epitel pada lambung dan usus.
Epitel batang bersilia ini berbentuk seperti epitel silindris berlapis. memiliki bulu-bulu getar/silia. terletak di dinding rongga hidung. berfungsi sebagai penghasil mucus (lendir) untuk menangkap benda asing yang masuk, dengan getaran silia menghalau benda asing yang masuk.melekat pada mucus.
Epitel berlapis semu ini sebenarnya terdiri atas atas selapis sel epitelium, tetapi tinggi dari sel epitelium tersebut memiliki tinggi yyang tidak sama, sehinggga terlihat seperti beberapa lapis sel. Sel epitelium berlapis semu terdapat pada trakea.
2. Epitel berlapis
Sesuai dengan namanya, epitelium berlapis disusun tersusun atas dua atau lebih lapisan sel. Sel pada lapisan paling dasar disebut sebagai sel basal dan terletak di atas membran basal. Di atas sel basal terdapat beberapa lapis sel yang berbentuk gepeng, kubus ataupun batang. Ataupun berbentuk lain yang disebuut epitelium transisional.
Epitel berlapis gepeng sebenarnya tidak semuanya berbentuk gepeng. Yang berbentuk gepeng hanya pada sel sebelah atas. Sel pada lapisan terbawah dapat berbentuk silindris. Contoh: epitel pada vagina.
Epitel berlapis kubis jarang ditemukan pada tubuh. Contoh: epitel pada saluran keluar kelenjar. berfungsi dalam sekresi dan arbsorbsi.
Epitel berlapis silindris jarang ditemukan. Paling banyak terdiri dari dua lapisan saja. Berfungsi sebagai tempat sekresi, arbsorbsi, sebagai pelindung gerakan zat melewati permukaan dan sebagai saluran ekskresi kelenjar ludah dan kelenjar susu. Contoh: epitel pada konjungtiva palpebra.
Epitel transisional Pada epitel ini, strukturnya mirip epitel berlapis gepeng. Pada lapisan atas terdapat lapisan sel yang berbentuk payung (sel payung). Sel payung dalam keadaan regang akan memipih, misalnya dalam keadaan saluran terisi penuh. Contoh: epitel pada ureter.

Foraminifera



Foraminifera plantonik
Foraminifera plantonik
Klasifikasi Foraminifera – Pengertian Foraminifera adalah suatu organisme satu sel yang memiliki cangkang kalsit dan merupakan salah satu organisme dari kingdom protista yang sering dikenal dengan rhizopoda (kaki semu). Cangkang atau kerangka foraminifera merupakan petunjuk dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam dan mineral. Foraminifera adalah kerabat dekat Amoeba, hanya saja amoeba tidak memiliki cangkang untuk melindungi protoplasmanya.
Klasifikasi Foraminifera didasarkan atas komposisi, atas komposisi dinding testnya dan dinding testnya
  • Subordo Allogromina: Dinding test Tectinous/Subordo Allogromina: Dinding test Tectinous/PseudokhitinPseudokhitin
  • Subordo Textulariina : Dinding test Agglutinated /Subordo Textulariina : Dinding test Agglutinated /Arenaceous = tersusun oleh butiran mineral/Arenaceous = tersusun oleh butiran mineral/pecahan cangkang yang yang dilekatkan oleh zatpecahan cangkang yang yang dilekatkan oleh zatperekat. Kenampakannya kasar, berbintil-bintil.perekat. Kenampakannya kasar, berbintil-bintil.
  • Subordo Miliolina : Dinding test calcareousSubordo Miliolina : Dinding test calcareousimperforate/porcellaneous, Kenampakan halus,imperforate/porcellaneous, Kenampakan halus,putih, opak, seperti porselin.putih, opak, seperti porselin.
Jenis-jenis Foraminifora begitu beragam. Klasifikasi Foraminifera biasanya didasarkan pada bentuk cangkang dan cara hidupnya.
Berdasarakan cara hidupnya, macam macam foraminifera dibagi menjadi 2, yaitu:
  • Foraminifera plantonik
  • Foraminifera betik
Berdasarkan bentuk cangkangnya, jenis jenis foraminifera terbagi menjadi 3, yaitu:
  • Arenaceous (Foraminifera bercangkang pasiran)
  • Porcelaneous (Foraminifera bercangkang gampingan tanpa pori)
  • Hyalin (Foraminifera bercangkang gampingan berpori)
Foraminifera bentik hidup di lapisan sedimen hingga kedalaman beberapa puluh sentimeter, sedangkan Foraminifera planktonik hidup didaerah perairan. Foraminifera planktonik tersebar luas di laut-laut terbuka dengan kedalam air lebih dari 10 meter.
Berdasarkan ukuran mikroskopis, kekerasan cangkang, serta sebaran geografis dan geologisnya, jenis hewan ini sangat potensial untuk digunakan sebagai petunjuk kondisi suatu lingkungan, baik pada masa kini maupun masa lalu.
Cangkang foraminifera bentik memiliki ukuran yang berkisar antara 5 μ hingga beberapa sentimeter. Foraminifera bentik memiliki bentuk cangkang yang rumit dan memiliki arsitektur yang kompleks. Seperti misalnya:
Foraminifera bercangkang pasiran biasa ditemukan di lingkungan yang ekstrim seperti perairan payau atau di perairan laut dalam. Disebut pasiran karena kenampakkan permukaan cangkang terlihat kasar seperti taburan gula pasir.
Foraminifera bercangkang gampingan tanpa pori biasa hidup soliter dengan membenamkan cangkangnya ke dalam sedimen kecuali bagian mulutnya (aperture) yang muncul kepermukaan sedimen. Dinamakan Porselaneous karena pada cangkang dewasa, kenampakan foraminifera porcellaneous tampak seperti jambangan porselen dengan bentuk kamar bersegi atau lonjong.
Foraminifera gampingan berpori merupakan jenis yang memiliki variasi bentuk cangkang sangat banyak seperti lampu kristal dengan ornamen rumit, bening dan berkilau.
Cangkang foraminifera terbuat dari kalsium karbonat (CaCO 3) dan fosilnya dapat digunakansebagai petunjuk dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam dan mineral. Selain itu karena keanekaragama dan morfologinya kompleks, fosil Foraminifera juga berguna untuk biostratigrafi, dan dapat memberikan tanggal relatif terhadap batuan.
Beberapa jenis batu, seperti batu gamping biasanya banyak ditemukan mengandung fosil foraminifera dengan cara itu peneliti dapat mencocokan sampel batuan dan mencari sumber asal batuan tersebut berdasarkan kesesuaian jenis fosil foraminifera yang dimilikinya.