CACING (Helminths) berasal dari kata “Helmins
atau Helminthos (Greek) yang secara umum berarti organisme yang
tubuhnya memanjang dan lunak. Didalam Soulsby (1982), cacing yang penting
dipelajari untuk kedokteran hewan ada 2 pilum antara lain :
(1). PLATYHELMINTHES dan
(2). NEMAHELMINTHES.
Cestoda
filumnya Platyhelminthes dan berbeda dengan Trematoda , karena tidak memiliki
rongga badan maupun saluran pencernaan dan semua organ-organ tersimpan didalam
jaringan parenkim. Tubuh umumnya panjang, pipih dorso-ventral (atas bawah)
berbentuk pita dan tersusun oleh banyak segmen
Morfologi : berukuran panjang dari
beberpa melimeter sampai beberapa meter. Secara umum tubuhnya dapat dibedakan
menjadi 3 bagian terdiri dari :
(1) SKOLEK (kepala)
(2) KOLUM (leher)
(3) STROBILA (badan)
SKOLEK, umumnya memiliki 4 buah alat
penghisap (“sucker” = acetabula”) yang pada beberapa jenis
memiliki kait (dipersenjatai) tetapi ada juga yang hanya memiliki 2 buah alat
penghisap yang disebut “Bothria” yang terletak dibagian pinggir
berfungsi untuk perlekatan. Pada Skolek juga bisa ditemukan bagian yang
menonjol disebut ROSTELUM yang pada beberapa jenis juga dilengkapi
dengan kait (dipersenjatai), serta fungsinya juga untuk perlekatan. Bentuk Kait
sangat bervariasi, tetapi secara umum terdiri dari sebuah tangkai, sebuah
prisai dan sebuah mata kait.
KOLUM, ukurannya pendek dan tidak
bersegmen, merupakan tempat terbentuknya segmen. Segmen yang baru terbentuk
akan mendorong segmen yang terbentuk sebelumnya, sehingga akhirnya terbentuklah
strobila.
STROBILA, tersusun oleh banyak SEGMEN
dan setiap segmen disebut PROGLOTIDA. Dari awal pembentukan proglotid,
semakin kebelakang setiap proglotid telah menjadi semakin matang (mengalami
proses pematangan), sehingga pada akhirnya proglotid dapat dibedakan menjadi :
|
(a) Proglotid muda adalah proglotid yang baru
terbentuk dan alat kelaminnya belum berkembang sempurna
(b) Proglotid dewasa adalah proglotid yang organ
kelaminnya sudah berkembang sempurna
(c) Proglotid bunting adalah proglotid yang sudah
penuh mengandung telur
Strobila tersusun oleh beberapa
segmen yang bentuk dan ukurannya bervariasi pada setiap spesies. Setiap
proglotida dilengkapi dengan satu atau dua pasang organ reproduksi (organ
kelamin) jantan dan betina (bersifat hermaprodit). Lubang kelamin (muara
kelamin) jantan dan betina biasanya berdekatan dan terletak didalam satu
legokan dangkal pada sisi lateral setiap segmen. Pembuahan terjadi inter
proglotida, tetapi pembuahan secara antar proglotida tebih umum (terjadi karena
pada setiap proglotida testes lebih dahulu berkembang sempurna dibandingkan
ovarium sehingga proglotid yang lebih keanterior akan membuahi ovarium yang
lebih di posterior.
Jika telur sudah dibuahi pada setiap
proglotid, maka organ reproduksinya akan mengalami degenerasi dan tinggallah
uterus yang penuh dengan telur . Pada kebanyakan cacing pita, telur tidak
keluar, sehingga bertumpuk didalam proglotid dan disebut proglotid bunting.
Proglotid bunting kemudian akan pecah atau keluar dari dalam tubuh hospes
definitif bersama tinja atau proglotid keluar sendiri secara aktif.
TELUR, awal perkembangan embrional telur
sepenuhnya terjadi didalam uterus, sehingga setelah keluar dari dalam uterus
telur sudah mengandung embrio berbentuk bulat atau lonjong yang disebut
ONKOSFIR (Embriofor) atau KORASIDIUM. Onkosfir atau korasidium didalamnya
ditemukan larva yang memiliki 3 pasang kait yang dikenal dengan nama “hexacant
embrio”. Telur paling luar dibungkus oleh kapsul, kemudian selaput
vitelin, embriofor (egg shell = onchosphere coat.
KULIT, lapisan paling luar dari cacing
pita adalah tersusun oleh tegumen (bukan kutikula) karena mempunyai kemampuan
yang tinggi untuk menghisap. Cacing pita tidak memiliki saluran pencernaan
maupun sistem peredaran darah. Makanan dihisap langsung melalui dinding
tubuhnya.
SISTEM SARAF, tersusun dari beberapa ganglion
pada skolek dengan komisura melintang diantaranya, tiga batang syaraf
longitudinal pada sitiap sisi tubuh. Sintem sekresi terdiri dari sel api
atau selenosit. Sistem reproduksi, bersifat hermaprodit memiliki organ
kelamin jantan (testes) dan betina (ovarium) pada setiap proglotid. Testes dan
ovarium memiliki saluran yang akhirnya bermuara pada lubang kelamin.
SIKLUS HIDUP, hospes definitif (HD)
mengeluarkan proglotid bunting atau dalam bentuk rangkaian segmen secara
tersendiri dan atau bersama tinja pada saat defikasi. Proglotid akan hancur
(mengalami proses apolysis), sehingga telur berserakan. Telur apabila termakan
oleh hospes intermedier (HI) yang sesuai, didalam saluran
pencernaannya karena pengaruh sekresi (lambung, usus, hati dan pankreas)
Onkosfer tercerna sehingga menyebabkan aktifnya hexacant embrio. Hexacant
embrio dengan kaitnya akan menembus dinding usus dan akhirnya bersama aliran
darah atau limfe beredar keseluruh tubuh menuju tempat predileksi. Pada tempat
predileksi hexacant embrio akan mengalami perkembangan lebih lanjut
menjadi bentuk peralihan (“metacestoda”).
BENTUK PERALIHAN, cacing pita ada beberapa bentuk
antara lain :
- SISTISERKUS (Kistiserkus = “Cysticercus”)
atau cacing gelembung (kista), merupakan kantong besar berisi skolek
tunggal yang invaginasi (membalik dari dalam ke arah luar),
biasanya ditemukan pada vertebrata.
- SISTISERKOID
(Kistiserkoid
= “Cysticercoid”), berbentuk kantong kecil yang rongganya hampir tidak ada
dan skolek juga tunggal evaginasi (tidak membalik dari dalam
ke arah luar), biasanya ditemukan pada invertebrate
- STROBILOSERKUS, terdiri dari skolek yang evaginasi
dan dihubungkan dengan kantong oleh rangkaian proglotid yang belum dewasa,
biasanya ditemukan pada vertebrata.
- MULTICEP (Senurus, Coenurus), merupakan
kista besar dengan sejumlah skolek invaginasi yang
berkembang pada dindingnya, biasanya ditemukan pada vertebrata.
- EKINOKOKUS (Kista Hidatida), merupakan
kista besar yang berisi kista – kista yang lebih kecil atau kapsula anak,
masing-masing memiliki sejumlah skolek invaginasi, biasanya
ditemukan pada vertebrata.
- TETRATRIDIUM, berbentuk larva memanjang
dengan tubuh padat, skolek invaginasi tertanam kedalamnya.
Hanya larva stadium 2 dari Mesocestoides memiliki bentuk peralihan ini dan
dapat memperbanyak diri secara aseksual.
Jika bentuk peralihan tertelan oleh
hospes definitif, karena pengaruh sekresi lambung dan saluran cerna bentuk
peralihan akan tercerna dan skoleknya akan bebas dan menempel pada dinding usus
dan proses pembentukan segmen segera dimulai.
KLASIFIKASI, dalam menetapkan jenis kestoda oleh
ahli sistimatika dan evolusi ada perbedaan, pada bahan ajar ini klasifikasi
berdasarkan Soulsby, (1982).
Kestoda dapat dikalsifikasikan
menjadi 2 kelas yaitu :
(1) Cotyloda
dan
(2)
Eucestoda.
Perbedaan
|
Kelas
COTYLODA
|
Kelas
EUCESTODA
|
Skolek
|
sendok
|
globuler
|
Alat
perlekatan
|
2 buah
disebut Bothria dan tidak meiliki kait
|
4 buah
disebut Acetabula dan beberapa diantaranya dilengkapi kait
|
Rostelum
|
Tidak ada
|
Umumnya
ada
|
Telur
|
Onchosfer,
setelah keluar tubuh, memerlukan sekali lagi perkembangan shg terbentuk
korasidium yang bersilia dan baru akan keluar dari dalam telur dan aktif
mencari hospes intermedier
|
Onkosfer,
setelah keluar tubuh tidak perlu mengalami perkembangan lagi dan secara pasif
harus termakan oleh hospes intermedier
|
Jumlah HI
|
2
|
1
|
Kelas
COTYLODA
MORFOLOGI, Skolek, berbentuk seperti
sendok, memiliki 2 buah alat perlekatan yang berupa celah otot longitudinal
disebut Bothria dan tidak memiliki kait, juga tidak memiliki rostelum
(4,3). Kolum dan Proglotid sama dengan pada pendahuluan. Telur
: awal perkembangan telur sama sepenuhnya terjadi didalam uterus, hanya saja
telur kelas Cotyloda setelah keluar dari dalam usus hospes definitif memerlukan
perkembangan embrional sekali lagi sehingga didalam telur terbentuk Korasidium
yang memiliki silia
Siklus hidup : memerlukan 2 HI, telur yang
memiliki operkulum akan keluar bersama tinja, Korasidium akan keluar dari dalam
telur melalui operkulum, karena memiliki silia akan berenang mencari HI.I.
Korasidium akan menempel pada bagian lunak dari HI. I, kemudian melepaskan
silianya dan menggunakan kaitnya menusuk bagian lunak dan menerobos masuk
kedalam tubuh HI.I. Didalam tubuh HI. I, korasidium akan berkembang menjadi
Proserkoid. Jika HI. I termakan oleh HI. II maka proserkoid akan berkembang
lebih lanjut menjadi Pleroserkoid yang bersifat infektif. H D akan
terinfeksi jika menelan HI. II yang infektif
Catatan : Korasidium akan menempel
pada bagian lunak (lembut) dari Hospes Intermedier I, melepaskan silia
dan baru menembus kutikula dan berkembang menjadi Proserkoid. Korasidium akan
mati jika 24 setelah keluar dari telur tidak menemukan HI.I. Berbeda
dengan Eucestoda, dimana Onkosfer tidak bisa berenang dan harus dimakan oleh
HI.I
Kelas Cotyloda memiliki 4 Ordo, antara lain :
(1) Diphyllidea ,
(2) Pseudophyllidea ,
(3) Spathebothriidea
, dan
(4) Caryophyllaeidea.
Dari ke - 4 ordo
diatas, hanya satu ordo yang penting untuk kedokteran hewan yaitu Ordo
Diphyllidea. Ordo Diphyllidea hanya memiliki satu familia yaitu :
Diphyllobothriidae dan memiliki 2 genus antara lain :
(1). Diphyllobothrium
dan
(2). Spirometra
Genus
Diphyllobothrium
Spesies
: Diphyllobothrium latum
Hospes definitif : berpredileksi didalam usus halus anjing,
kucing, carnivora lain dan manusia dan babi.
Morfologi, merupakan cacing pita besar dengan
panjang bisa mencapai 15 – 20 meter, serta tersusun oleh 4.000 proglotid dan
tumbuh rata-rata 2 cm per hari. Skolek : bentuknya seperti sendok, tidak
memiliki rostelum, bothria berjumlah 2 buah yang juga tidak dilengkapi
dengan kait. Proglotid : lebarnya lebih panjang dibandingkan panjangnya
(panjangnya lebih pendek dibandingkan lebarnya). Organ reproduksinya (testes
dan ovarium) tunggal dan lubang kelamin terletak dibagian tengah setiap segmen.
Uterusnya melingkar berbentuk roset (seperti bunga mawar). Telur :
berbentuk bulat telur, berwarna kekuningan dan mempunyai operkulum berukuran 70
X 45 mikron keluar melalui lubang kelamin. Anjing dan kucing mungkin tidak
penting sebagai sumber infeksi, karena kebanyakan telur yang dikeluarkan
infertil.
Siklus hidup : HI.I adalah copepoda genus
Diaptomus dan HI. II adalah ikan air tawar. Bentuk Peralihan pada HI.I adalah
Proserkoid dan pada HI. II Pleroserkoid Perioda prepaten selama 5 – 6
minggu (1)
Identifikasi : hampir sama dengan
Spirometra, bedanya Diphyllobothrium latum uterusnya melingkar berbentuk roset
(3)
Catatan : strobila tumbuh rata-rata
2 cm setiap hari, jika cacing bisa hidup selama 10 tahun (umur yang bisa
dicapai), maka bisa diprediksi panjang cacing bisa mencapai 7 km dan
memproduksi 2 milyar telur (2,4,3).
Genus
Spirometra
Spesies : Spirometra mansonoides
Hospes definitif : berpredileksi didalam usus halus
kucing, kadang-kadang anjing, babi dan mamalia lain (3)
Morfologi, merupakan cacing pita
relatif kecil sampai berukuran sedang, sedikit berotot dengan bothria yang
mempunyai celah lebar tetapi dangkal dan sebuah uterus berbentuk spiral
sederhana dan tidak pernah berbentuk roset (3)
Siklus hidup, HI.I Copepoda genus
Cyclops dan HI. II di ASIA adalah kelinci, kodok dan burung (1) Identifikasi
: hampir sama dengan Diphylobothrium latum, bedanya Spirometra mansonoides
uterusnya melingkar berbentuk spiral (3)
Kelas
EUCESTODA
Skolek berbentuk globuler (menyerupai
bola), secara normal memiliki 4 buah alat perlekatan (“sucker, acetabula”)
yang terletak dibagian pinggir dan pada beberapa jenis memiliki kait
(dipersenjatai). Beberapa jenis cacing, pada skolek juga dapat ditemukan bagian
yang menonjol disebut Rostelum yang juga pada beberapa jenis memiliki
kait (dipersenjatai) serta fungsinya juga sebagai alat perlekatan (4,3). Bentuk
kait sangat bervariasi, tetapi secara umum terdiri dari : sebuah tangkai,
sebuah prisai dan sebuah mata kait (6).
Kolum (“neck, leher) , Strobila, bentuk
telur dan siklus hidup seperti pada pendahuluan kestoda.
Klasifikasi menurut Sousby, (1982)
selengkapnya sebagai berikut : Filum : Platyhelminthes, memiliki 2 kelas
penting yaitu (1) Cotyloda dan (2) Eucestoda. Kelas Eucestoda memiliki 7
ordo antara lain :
(1) Anoplocephalidea
,
(2) Davaineidea
,
(3) Dilepididea
,
(4) Hymenolepididea
,
(5) Taeniidea
,
(6) Nesocestoididea
, dan
(7) Protocephalidea.
Ordo terpenting yang akan dibahas
selanjutnya adalah :
(1) Ordo Anaplocephalidea, memiliki
3 Famili dan hanya Familia Anoplocephalidae dengan Genus Moniezia.
(2) Ordo Davaineidea hanya memiliki
satu Familia : Danaineidae dengan dua genus 2.1 Davainea dan 2.2. Raillietina.
(3) Ordo Dilepididea memiliki 2 Familia keduanya penting, 3.1. Dilepididae
dengan genus : Amoebotaenia dan 3.2 Dipyllididae dengan Genus 3.2.1
Choanotaenia dan 3.2.2 Dipylidium.
(4) Ordo Hymenolepididea memiliki 2
Famili, keduanya penting: 4.1 Hymenolepididae dengan Genus Hymenolepis
dan 4.2 Fimbriariidae dengan Genus Fimbriaria.
(5) Taeniidea hanya memiliki satu
Famili Taeniidae dengan genus 5.1.1 Taenia dan 5.1.2 Echinococcus
Ordo ANOPLOCEPHALIDEA
Anggota dari
ordo Anoplocephalidae merupakan cacing pita besar, berpredileksi didalam usus
halus Ruminansia. Skolek : tidak memiliki Rostelum, asetabulanya tidak
memiliki kait. Proglotid : lebar segmen lebih panjang dibandingkan
panjangnya, setiap proglotid memiliki 2 pasang organ reproduksi dengan 2 lubang
kelamin pada setiap sisi lateral segmen (4,5). Telurnya berbentuk segitiga
tidak beraturan (5). Bentuk peralihannya adalah Sistiserkoid (3). Dari Ordo
Anoplocephalidea, hanya Famili Anoplocephalidae yang terpenting.
Famili ANOPLOCEPHALIDAE
Cacing dewasa berpredileksi didalam
usus halus domba, kambing dan sapi (2,3). Memiliki kelenjar Interproglotida
yang berbentuk roset (seperti bunga mawar) atau tersusun pendek. Hanya ada satu
genus yang terpenting dipelajari untuk kedokteran hewan yaitu Moniezia (4)
Genus MONIEZIA
Spesies Moniezia yang terpenting :
(1) M. expansa dan (2). M. benedini. Kunci
identifiaksi adalah lebar segmen, letak dan bentuk kelenjar
interproglotida
Spesies MONIEZIA EXPANSA
Hospes definitif : paling sering
didalam usus domba, kambing dibandingkan sapi (2,3).
Morfologi : cacing bisa mencapai panjang 2 –
6 meter. Skolek : berukuran lebar 0,36 – 0,8 mikron dan yang paling
jelas terlihat adalah asetabulanya tidak bersenjata.
Proglotid : dapat mencapai lebar 1,6 cm yang
lebih panjang dibandingkan panjangnya, organ reproduksi ganda dan lubang
kelamin terlihat opak dengan garis putih keluar pada tepi lateral. Ovarium dan
kelenjar vitelin berbentuk melingkar setiap sisi dan testes menyebar diseluruh
bagian. Pada setiap batas belakang segmen ditemukan sebaris kelenjar
interproglotida berbentuk roset (seperti bunga mawar). Telurnya
bentuknya bersudut atau bisa berbentuk segi tiga dengan diameter sekitar 56 –
67 mikron (2,4,3)
Siklus hidup : HI. berbagai jenis tungau
rumput (Oribatid), termasuk genus : Ceratozetes, Galumna, Oribartula,
Peloribates, Pergalumna, Protoscheroribates, Scheloribates, Scutovertex dan
Zygoribatula. Bentuk peralihannya adalah Sistisercoid (3) terbentuk
setelah 1 – 4 minggu (5). Perioda prepaten 6 minggu dan lama hidup cacing
selama 3 bulan.
Spesies MONIEZIA BENEDINI
Hospes definitif , berpredileksi di dalam usus halus
sapi, domba dan ruminansia dan paling umum pada sapi dibandingkan dengan yang
lainnya (3).
Morfologi : hampir sama dengan M.
expansa, bedanya M. benedini ukuran proglotid lebih
lebar dengan ukuran 2,6 cm yang lebih panjang dibandingkan panjangnya, kelenjar
interproglotida, berupa barisan pendek menutupi pertengahan proglotida dan
tidak seperti M. expanza tersusun sebaris disebelah posterior
setiap segmen. Telurnya berbentuk segi empat berukuran 75 mikron (4,5,3)
Siklus hidup : HI. berbagai jenis tungau
rumput (Oribatid), termasuk genus : Ceratozetes, Galumna, Oribartula,
Peloribates, Pergalumna, Protoscheroribates, Scheloribates, Scutovertex dan
Zygoribatula. Bentuk peralihannya adalah Sistisercoid (3) terbentuk setelah
4 minggu. Perioda prepaten 37 – 40 hari (4)
Ordo DAVAINEIDEA
Merupakan cacaing pita sangat kecil
sampai sedang, berpredielksi didalam usus halus unggas. Pada Skolek :
ditemukan acetabula yang dipersenjatai dan Rostelumnya retraktil
(bisa memanjang dan memendek) serta dipersenjatai kait berbentuk palu dengan
jumlah banyak. Proglotid : organ kelamin biasanya tunggal (sepasang). Telur
ditemukan didalam kapsula telur dan bentuk peralihannya adalah sistiserkoid
(4,3). Ordo Davaineidea, hanya memiliki satu Familia : Davaineidae
Familia DAVANEIDAE
Cacing dewasa berpredileksi di dalam
usus halus mamalia dan burung, Telurnya berada didalam kapsula telur (4), hanya
ada 2 Genus yang terpenting : (1) Davainea dan (2) Raillietina
Genus DAVAINEA
Spesies : Davainea
proglotina
Hospes definitive : merupakan cacing pita yang paling
patogen, berpredileksi di dalam duodenum ayam, burung merpati dan berbagai
burung lainnya (2,4,5,3).
Morfologi : cacing dewasa berukuran
mikroskopis (panjangnya 0,5 – 3 mm) hanya memiliki 4 – 9 segmen. Skolek
: memiliki Rostelum yang dipersenjatai dengan 4 – 19 kait
yang panjang berukuran 7 – 8 mikron tersusun dalam 2 baris. Asetabulanya juga
dipersenjatai dengan kait yang berukuran lebih kecil dan mudah lepas
tersusun dalam 4 – 5 baris. Organ kelamin tunggal dan lubang genital letaknya
teratur selang seling pada setiap segmen. Telurnya berbentuk bulat
berdiameter 28 – 40 mikron terbungkus tunggal didalam kapsula telur dan hampir
selalu memenuhi parenkim proglotida bunting (2,4,3).
Siklus Hidup : HI adalah siput genus (agrolimax,
Arion, Cepoda dan Limax) dan bentuk peralihannya adalah sistiserkoid
(4,5,3) terbentuk setelah 2 – 4 minggu, dan cacing akan melepaskan proglotid
gravid 2 minggu setelah infeksi (masa prepaten selama 2 minggu) (2,4,3)
Genus RAILLIETINA
Merupakan cacing pita yang paling
umum menginfeksi usus halus ayam. Pada Skolek : ditemukan Rostelum yang
dipersenjatai kait berbentuk palu yang tersusun dalam lingkaran ganda. Asetabulanya
juga kadang-kadang dipersenjatai dengan kait kecil dan bergenerasi yang
tersusun dalam beberapa lingkaran. Proglotid bunting. ditemukan kantong
parenkimatosa, masing-masing dengan satu atau beberapa telur (3)
Spesies, ada 4 spesies yang penting antara lain :
(1) Raillietina
cesticillus
(2) Raillietina
echinobothrida
(3) Raillietina
tetragona dan
(4) Raillietina
giargiensis.
Spesies
RAILLIETINA CESTICELLUS
Hopes definitif : cacing pita yang paling umum
menginfeksi usus halus bagian anterior ungas peliharaan (4). Morfologi :
panjangnya 4 cm dan jarang sampai 15 cm. Skolek : besar, ditemukan rostelum
lebar dipersenjatai 400 – 5000 kait kecil dalam dua baris. Asetabulanya
bulat kecil tanpa dipersenjatai (2,3). Proglotid : setiap kapsula telur
berisi satu telur dengan diameter 75 – 88 mikron
Siklus hidup : HI. Adalah kumbang tinja,
kumbang tanah dan kumbang hitam genus (Amara,
Anisotarus, Bradycellus, Calathus, Choeridium, Cratacanthus, Harpalus,
Paecilus, Pterostichus, Selenophorus, Stenolaphus, Stenocellus dan
Zabrus (4,3). Bentuk peralihannya adalah sistiserkoid
terbentuk setelah 20 hari (4)
Spesies
RAILLIETINA ECHINOBOTHRIDA
Hospes definitif: berpredileksi di dalam usus halus
ayam dan kalkun (4,3). Morfologi : panjangnya bisa mencapai ukuran lebih
dari 25 cm. Pada Skolek ditemukan Rostelum yang dipersenjatai 200
kait berukuran panjang 10 – 13 mikron dalam dua baris. Asetabulanya
berbentuk bulat telur dipersenjatai 8 – 10 baris kait yang agak besar
dan memiliki garis bagan yang melingkar (2,3). Kolum tidak jelas setelah
skolek. Proglotid : setiap kapsula telur berisi 6 – 12 telur. Sering
menimbulkan nodula pada tempat melekatnya yaitu pada dinding usus (2).
Siklus hidup : HI adalah semut genus :
Pheidole (vinelandica, pallidula) dan Tetramorium
(caespitum, semilaeve). Bentuk peralihannya adalah sistisercoid
dengan perioda prepaten selama 20 hari (4,3)
Spesies
RAILLIETINA TETRAGONA
Hospes definitif : berpredileksi didalam ½ bagian
belakang usus halus ayam, ayam mutiara dan unggas lainnya (3). Morfologi
: ukuran panjangnya bisa mencapai lebih dari 25 cm. Skolek : lebih kecil
dibandingkan R. echinobothrida, ditemukan Rostelum yang dipersenjatai
100 kait dengan ukuran 6 – 8 mikron dalam satu atau dua baris. Asetabulanya berbentuk
bulat telur juga dipersenjatai oleh kait yang mudah lepas dalam 8 – 10
baris yang ukurannya lebih kecil (2,3). Kolum tidak jelas setelah skolek
(2). Proglotid : lubang genuital biasanya selalu unilateral (sepihak)
dan setiap kapsula telur berisi 6 – 12 telur (4).
Siklus hidup : HI adalah semut dari genus
Pheidola dan tetramorium (3). Perioda prepaten pada
ayam selama 13 – 31 hari (4). Bentuk peralihannya adalah sistiserkoid
Spesies
RAILLIETINA GEARGIENSIS
Hospes difinitif : berpredileksi pada 1/3
pertengahan usus halus dari kalkun dan tidak menginfeksi ayam. Morfologi
: cacing bisa berukuran panjang 38 cm. Pada Skolek ditemukan Rostelum
yang dipersenjatai kait berjumlah 220 – 268 kait dengan panjang 17 – 23
mikron yang tersusun dalam 2 baris. Asetabulanya juga dipersenjatai
kait dalam 8 – 10 baris dengan panjang 8 – 13 mikron. Proglotid : setiap
kapsula telur berisi 8 – 10 telur yang berdiameter 27 – 48 mikron.
Siklus hidup : HI adalah semut Pheidola
venelandica, bentuk peralihannya sistiserkoid
Catatan : cacing hanya bisa hidup selama 10
minggu, perioda prepatennya selama 3 minggu. Seekor kumbang bisa mengandung
1.000 sistiserkoid (2)
Ordo DILEPIDIDEA
Ordo Dilepididea memiliki Rostelum
retraktil dan biasanya dipersenjatai oleh satu, dua atau banyak
kait berbentuk roset dalam beberapa lingkaran. Asetabulanya juga dipersenjatai.
Organ reproduksi satu atau dua, uterus berbentuk kantong dan telur keluar
bersama kapsula telur atau bersama selaput uterusnya. Cacing dewasa berparasit
pada unggas dan mamalia (2,4,3)
Ordo Dilepididea memiliki 2 Famili
yang penting antara lain :
(1) Dilepididae
dan
(2) Dipyllididae
Famili DILEPIDIDAE
Famili Dilepididae dicirikan dengan
uterus bunting berbentuk kantong tranversal (4), memiliki satu Genus :
Amoebotaenia dengan Genus : A. sphenoides
Spesies AMOEBOTAENIA SPHENOIDES
Hospes definitif : berpredileksi didalam usus halus
ayam atau unggas domestik (4,5,3).
Morfologi : merupakan cacing pita kecil
dengan panjang jarang lebih dai 4 mm dan lebar 1 mm, tersusun oleh lebih dari
20 proglotid yang semakin kebelakang semakin melebar di pertengahan tubuh,
sehingga cacing terlihat mengarah segi tiga (2,4,5). Pada Skolek
ditemukan Rostelum yang dipersenjatai dengan 12 – 14 kait (2). Proglotid
: organ kelaminnya tunggal, lubang kelamin biasanya bermuara selang seling
tidak menentu pada tepi atas ujung anterior. Uterus berbentuk kantong dan
berlobus (2,4). Telur berbentuk bulat dengan diameter lebih dari 42
mikron dengan kulit yang bergranulasi (2).
Siklus hidup : HI adalah cacing tanah
genus Allolobophora, Eisenia, Pheretina dan Ocnerodrilus.
Bentuk peralihan adalah sistiserkoid berkembang selama 2 minggu dan masa
prepatennya sekitar 4 minggu (4,3)
Famili DYPILIDIIDAE
Famili Dypilidiidae dicirikan pada
proglotid bunting uterus digantikan dengan kapsula telur yang berisi satu atau
banyak telur . Familia ini memiliki 2 ganus antara lain :
(1) Choanotaenia
dan
(2) Dipylidium
Genus CHOANOTAENIA
Spesies CHOANOTAENIA INFUNDIBULUM
Hospes definitif : berpredileksi pada ½ bagian
anterior usus halus ayam dan kalkun (4, 5,3). Morfologi : tubuh cacing
bisa mencapai panjang 23 cm dengan segmen yang nyata sekali perbedaannya,
dimana bagian posteriornya lebih lebar dibandingkan dengan yang dianteriornya,
sehingga menjadi bentuk yang menciri (karakteristik) dari cacing ini (4,3). Skolek
: ditemukan rostelum yang dipersenjatai dengan 16 – 20 kait
berbentuk selinder (4). Proglotid : organ kelaminnya tunggal pada setiap
segmen, uterusnya berbentuk kantong. Telur berbentuk bulat telur dan
memiliki filamen panjang yang jelas (4).
Siklus hidup : HI adalah lalat
rumah (Musca domestica) dan berbagai kumbang dari
genus (Aphadius, Calathus, Geotrupes dan Tribolium). Bentuk
peralihan adalah sistiserkoid (5, 3) terbentuk setelah 3 – 8 minggu dan
perioda prepaten selama 3 – 5 minggu (2)
Genus DIPYLIDIUM
Spesies : DIPYLIDIUM CANINUM (Linnaeus, 1758)
Hospes definitif : berpredileksi di dalam usus halus
anjing dan kucing, serta kadang-kadang pada manusia (terutama anak-anak (2, 5,
3).
Morfologi : merupakan cacing pita umum
pada anjing dan panjang cacing bisa mencapai lebih dari 50 cm. Skolek :
terdapat rostelum retraktil memiliki 3 – 4 baris kait berbentuk roset. Proglotid
bunting memiliki tanda yang menciri (karakteristik) berbentuk seperti
biji mentimun. Setiap proglotid terdapat dua pasang organ genital dan
lubang kelamin dengan jelas terlihat pada setiap sisi lateral. Ovarium dengan
glandula vetelina membentuk masa pada salah satu sisi menyerupai gerombolan
buah anggur (4). Proglotid bunting akan terlepas keluar melalui anus, bergerak
berputar-putar dengan bebas atau melekat pada rambut disekitar anus (3). Telur
tersimpan di dalam kantong telur (kapsula) (2)
Identifikasi : panjang tubuh lebih
pendek dibandingkan Taenia sp, dengan panjang maksimal 50 cm. Skolek
terdapat rostelum yang retraktil yang memiliki kait kecil dalam 4 – 5
baris. Proglotid seperti biji beras (5), mentimun (3) memiliki 2 pasang
organ genital dengan sinus genetalis ganda pada masing-masing tepi lateral (5)
Siklus Hidup ; Hospes intermedier adalah pinjal
(ctenocephalides canis, Ctenocephalides felis dan fulex
irritans) serta kutu Trichodectes canis, bentuk
peralihannya adalah sistiserkoid yang ditemukan didalam rongga badan
(4,5,3) terbentuk setelah 13 hari. Masa prepaten selama 2 – 3 minggu (2).
Sistiserkoid pada pinjal menimbulkan kematian atau menjadi lemah dan lamban,
sehingga dengan mudah dimakan oleh anjing (3)
Ordo
HYMENOLEPIDIDEA (Wardle & Radinovsky, 1974)
Cacing pita ordo Hymenolepididea
berukuran kecil sampai sedang. Skolek : ditemukan 4 alat penghisap yang
tidak bersenjata. Rostelumnya retraktil dipersenjatai kait yang tersusun
melingkar. Proglotid : terdapat satu pasang organ genital dan luang
genital terletak secara sepihak. Telur : setiap telur sulit dipisahkan
didalam membran.
Siklus hidup : hospes intermediernya artropoda
dan bentuk peralihannya adalah sistiserkoid. Cacing dewasa menginfeksi burung
dan mamalia. Ordo Hymenolipididea memiliki 2 famili yang terpenting :
(1) Hymenolepididae
dan
(2) Fimbriariidae
Famili HYMENOLEPIDIDAE (Railliet
& Henry, 1909)
Genus HYMENOLEPIS
Anggota dari genus ini sangat kecil,
berpredileksi didalam usus halus burung, mamalia kecil dan amnesia (2). Skoleknya
: terdapat rostelum yang memiliki kait dalam satu lingkaran, alat
penghisapnya tidak memiliki kait. Proglotid : testes
berjumlah 3 buah, susunannya bervariasi dan ovariumnya tunggal (3). Sampai saat
ini spesies yang penting untuk kedokteran hewan adalah : Hymenolepis
carioca dan (2) Hymenolepis cantaniana
Spesies HYMENOLEPIS CARIOCA &
CANTANIANA
Hospes definitif : berpredileksi didalam usus halus
ayam, kalkun dan burung lainnya.
Morfologi : tubuhnya lebih lembut dan tembus
cahaya merupakan tanda yang menciri (karakteristik) sehingga mudah dibedakan
dengan Raillietina sp (2,3). Proglotid : telurnya berbeda
setiap spesies, umumnya bulat atau bulat telur dengan diameter maksimal 80
mikron, berwarna kekuningan (2)
Siklus hidup : HI adalah kumbang tinja
dan kumbang tepung (genus Aphodius, Cheoridium dan
Inisotarsus) dan mungkin juga lalat kandang (3), Milipedes
(Fontaria dan Junus), pinjal (Ctenocephalides)
dan copepoda (Cyclop) (2), bentuk peralihannya adalah sistiserkoid
(3)
Familia FIMBRIARIIDAE
Genus FIMBRIARIA (Frohlich, 1802)
Hanya spesies Fimbriaria
fasciolaris (Fallas, 1781) yang terpenting. Predileksi :
berpredileksi didalam usus halus (duodenum) itik, angsa, ayam dan berbagai
burung liar. Morfologi : panjangnya 2,5 – 4,2 cm. bagian anterior dari
tubuh melipat memanjang disebut “pseudoskoleks’ yang berfungsi
sebagai perlekatan (4). Siklus hidup : HI adalah Copepoda (Cyclop
dan Diaptomus vulgaris) dan Amfipoda (Hyalella) (2,3)
Ordo TAENIIDEA (Wardle, McLeod &
Radinovsky, 1974)
Ordo Taeniidea, cacing pita
berukuran besar, tubuhnya tersusun oleh puluhan sampai ratusan segmen. Skolek
: kadang-kadang tidak terdapat rostelum, kalau ada rostelumnya tidak retraktil,
tetapi biasanya dipersenjatai oleh dua baris kait besar dan kecil (kecuali Taenia
saginata tidak mempunyai kait), ditemukan 4 buah alat penghisap (5,1). Proglotid
: panjangnya lebih panjang dibandingkan lebarnya, organ reproduksi tunggal
(testes menyebar dan ovarium terletak di bagian belakang). Uterusnya terletak
median, longitudinal dan lateral diantara percabangan ovarium. Lubang kelamin,
tunggal dan terletak selang seling tidak beraturan. Telur dilapisi oleh
ampelop atau kapsula (4,1)
Bentuk peralihannya adalah
sistiserkus, strobilosercus, coenurus atau hydatida yang hanya ditemukan pada
mamalia herbivora dan kadang-kadang pada mausia (4,5,3)
Familia TAENIIDAE (Ludwig, 1886)
Cacing dewasa familia Taeniidae
hidup didalam usus halus manusia dan carnivore domestic. Hanya 2 genus yang
terpenting dipelajari, dimana yang memiliki panjang sampai beberapa meter
dengan ratusan segmen adalah genus Taenia, tetapi yang hanya berukuran panjang
beberapa millimeter dan memiliki 3 – 4 segmen adalah genus Echinococcus (2,4)
Genus TAENIA (Linnaeus, 1758)
Setiap spesies dari Taenia secara
morfologi sama, dasar identifiaksi adalah jumlah percabangan uterus
lateral setiap segmen dewasa serta jumlah dan ukuran kait
yang terdapat pada skolek (2)
Spesies TAENIA SAGINATA (Goeze, 1782)
Predileksi : merupakan cacing pita sapi –
manusia (bentuk peralihan pada sapi sedangkan cacing dewasanya didalam usus
halus manusia). Taenia saginata (sin ; Taeniarhynchus
saginata) berukuran panjang bisa mencapai 5 – 10 meter, tetapi pernah
dilaporkan lebih dari 15 meter. Skolek : satu satunya jenis Taenia
yang tidak dipersenjatai. Proglotid : memiliki percabangan uterus
lateral berjumlah 15 – 35 buah. Setiap proglotid bunting tertapat lebih dari
100 telur (2)
Siklus hidup : HI sapi, keledai, ilama, bentuk
peralihannya adalah sistiserkus dan berpredileksi pada : jantung, otot
rangka, lemak, hati, maseter, diafragma, lidah, seluruh otot (2,4)
Spesies TAENIA SOLIUM
Predileksi : merupakan cacing pita babi –
manusia (maksudnya bentuk peralihannya pada otot daging babi, sedangkan cacing
dewasanya pada usus halus manusia) (3). Dasar untuk membedakannya dengan Taenia
saginata, dimana Taenia solium : skoleknya dipersenjatai
oleh 2 baris kait dan proglotid terdapat percabangan uterus lateral
berjumlah 7 – 12 buah (2)
Siklus hidup : HI adalah babi, bentuk peralihan
adalah sistiserkus terkenal dengan sistiserkus sellulosa,
berpredileksi didalam urat daging babi. Sistiserkus berukuran 20 X 10 atau
lebih (3)
Spesies TAENIA PISIFORMIS (Bloch, 1990)
Sinonim : TAENIA SERRATA
Predileksi : merupakan cacing pita kelinci –
anjing (bentuk peralihan pada kelinci dan cacing dewasanya pada usus halus
anjing dan carnivora lainnya) (5,3)
Morfologi : panjang cacing bisa mencapai 2
meter. Skolek : dipersenjatai dengan 34 48 kait dalam 2
baris, kait yang lebih besar berukuran 225 – 294 mikron dan lebih kecil
berukuran 132 – 177 mikron. Proglotida : yang bunting berukuran 8 – 10 x
4 – 5 mm, uterus memiliki 9 – 14 percabangan lateral pada setiap sisi. Telur
berukuran 43 – 53 X 43 – 45 mikron (4) 36 X 32 mikron (3)
Siklus hidup : HI adalah kelinci dan rodensia
liar. Bentuk peralihannya adalah sistisekus fisiformis berbentuk
kacang polong dan bergerombol pada hati dan rongga peritoneum (2,5,3)
Spesies TAENIA HYDATIGENA
Predileksi : merupakan cacing pita (biri-biri,
domba, sapi, babi) – anjing (bentuk peralihannya ditemukan pada urat daging
(biri-biri, domba, sapi, babi) dan cacing dewasanya didalam usus halus anjing,
srigala dan karnivora liar (4,5,3)
Morfologi : merupakan cacing pita besar
dengan panjang 75 cm sampai lebih dari 5 meter (4,5,3). Skolek :
dipersenjatai kait berjumlah 26 – 44 yang tersusun dalam 2 baris, yang besar
berukuran 170 – 220 mikron dan yang kecil berukuran 110 – 160 mikron. Proglotid
: yang bunting berukuran 10 – 14 X 4 – 7 mm, uterusnya mempunyai 5 – 10
cabang lateral. Telurnya berbentuk bulat panjang dan berukuran 38 – 39 X
34 – 35 mikron (3).
Siklus hidup : bentuk peralihannya adalah sistiserkus
tennuicollis, ditemukan didalam hati atau rongga peritoneum (domba,
kambing, sapi, babi, tupai) (3). Sistiserkus tenuicollis
berukuran lebih dari 6 cm mengandung satu skolek invaginasi dengan leher
panjang (4), terbentuk setelah 4 minggu setelah infeksi dengan diameter lebih
dari 8 cm (5)
Spesies TAENIA OVIS
Predileksi : merupakan cacing pita (domba –
kambing) – anjing (bentuk peralihan ditemukan pada otot domba dan kambing
sedangkan cacing dewasanya didalam usus anjing dan carnivora liar) (4,5,3)
Morfologi : panjang tubuh bisa mencapai 1
meter (3), 2 meter (5). Skolek : dipersenjatai dengan 24 – 36
kait yang tersusun dalam 2 baris, kait yang lebih besar berukuran 156 – 188
mikron dan yang lebih kecil berukuran 96 – 128 mikron. Proglotid : percabangan
uterus lateral berjumlah 20 – 25 cabang setiap sisi (3) 11 – 20 cabang (4). Telurnya
: berukuran 34 X 24 – 28 mikron (3), 19 – 31 X 24 – 26 mikron (4)
Siklus hidup : bentuk peralihan adalah sistisekus
ovis berukuran panjang 6 mm ditemukan pada (otot rangka, jantung, hati,
diafragma dan maseter) domba dan kambing dan sangat mirip dengan sistiserkus
sellulosa pada babi (4,3) mencapai bentuk infektif setelah 46 hari dan perioda
prepatennya selama 60 hari (4)
Speseies TAENIA TAENIAFORMIS (Batsch, 1786)
Sinonim : Hydatigera taeniaformis,
Predileksi : didalam usus halus kucing dan
carnivore liar (4)
Morfologi : cacing dewasa pajangnya lebih
dari 60 cm. Skolek : besar dan yang paling menjolok memiliki 2 baris
kait. Proglotid : memiliki ciri yang karakteristik yaitu tidak
memiliki leher dan berbentuk “bell” atau genta dibagian posterior.
Uterusnya memiliki 5 – 9 percabangan lateral. Telur berukuran 31 – 36
mikron (4)
Siklus hidup : HI adalah rodensia,
bentuk peralihannya adalah sistiserkus fasciolaris yang
berpredileksi didalam hati dan terbentuk setelah 30 hari. Setiap hari terbentuk
42 skolek dan strobiloserkus dewasa setelah 60 hari. Perioda prepaten 36 – 42
hari (4)
Spesies TAENIA SERIALIS (Gervais, 1847)
Predileksi : didalam usus halus
anjing
Morfologi : cacing dewasa panjangnya 72 cm. Skolek
: terdapat 2 baris kait berjumlah 26 – 32 kait, kait yang lebih besar berukuran
135 – 175 mikron dan yang lebih kecil panjangnya 78 – 120 mikron. Proglotid
: uterus memiliki 20 – 25 percabangan lateral. Telur : berbentuk bulat
panjang (elip) berukuran 31 – 34 X 29 – 30 mikron (4)
Siklus hidup : HI adalah lagomorfis, bentuk
peralihannya coenurus berpredielksi didalam (susunan syaraf
pusat, jaringan ikat, rongga perut) dsb
Genus ECHINOCOCCUS
Dari genus Echinococcus hanya 2
spesies yang pentinga dipelajari yaitu :
(1) E. granulosus dan
(2). E.
multilocularis (2,5,1)
Spesies ECHINOCOCCUS GRANULOSUS
Predileksi : didalam usus halus
anjing, srigala, kucing dan carnivore lainnya (2,4,3,1).
Morfologi : ukuran cacing dewasa bisa mencapai
panjang 2 – 6 mm, hanya tersusun oleh tiga atau empat segmen (jarang lebih dari
enam). Skolek : dipersenjatai 30 – 60 kait yang tersusun dalam 2 baris,
kait yang besar panjangnya 33 – 40 mikron sedangkan yang kecil panjangnya 22 –
34 mikron (3). Proglotida : nomor 2 dari belakang merupakan proglotida
dewasa dan yang paling belekang adalah proglotida bunting dan biasanya
merupakan pertengahan dari tubuh.Ovarium berbentuk ginjal, lubang genital
selang-seling tidak teratur dan normalnya terbuka dibagian posterior
pertengahan proglotida dewasa atau bunting. Testes berjumlah 45 – 65 buah
menyebar ke seluruh bagian (4,3,1) uterus memiliki cabang lateral
(4,3). Telur : keluar melalui lubang uterus (sehingga tidak ditemukan
proglotid didalam tinja) berukuran 32 – 36 X 25 – 30 mikron (4)
Siklus hidup : HI adalah (kambing, sapi, babi,
manusia, kangguru) (2,1). Bentuk peralihan adalah kista hydatida
berpredileksi didalam (hati, paru-paru dan kadang-kadang pada organ lain
termasuk tulang) (2,3). Kista terbentuk lambat dan setelah beberapa minggu
berdiameter 5 – 10 cm dan mengandung 16 liter cairan (4)
Spesies ECHINOCOCCUS MULTILOCULARIS
Predileksi : didalam usus halus
rodensia, rubah (paling sering), tetapi juga pernah ditemukan menginfeksi
anjing dan carnivora lainnya (5,3).
Morfologi : sangat mirip dengan Echinococcus
granulosus, panjangnya 1 – 4 mm (3). Proglotid matang mempunyai 17 – 26
testes yang kesemuanya terletak di sebelah posterior atau setinggi lobang kelamin
yang letaknya sedikit keanterior dari pertengahan proglotid (3,1). Uterusnya
seperti kantong tanpa cabang lateral (3)
Siklus hidup : bentuk peralihannya adalah kista
hydatid ditemukan pada rodensia (terutama voles dan kancil) dan mamalia
lain termasuk manusia, berbentuk alveoli-alveoli terdiri dari banyak kista
kecil yang saling berhubungan dan berkembang biak dengan cara bertunas eksogen
(3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar